KUMPULAN CERITA BUDDHIS




KUMPULAN CERITA BUDDHIS
Disusun oleh:   joni pranata
NPM: 07110059

1. Kakek tua dengan Seorang  pemuda
2. Batu penghalang
3. Pohon apel dan  sahatnya
4. Anak yang lugu
5. Lilin kecil penerang gelap
6. Bersyukur
7. Bunga Teratai
8. Belajar Melepas
9. Rusa Pemurah Hati
10. Anak yang Berbakti
11. Kambing dan Harimau
12. Ombak Keci dan Ombak Besar
13. Gadis Cantik tapi Pelit
14. Ular Masuk Jurang
15. Menghagai


1. Kakek tua dengan Seorang  pemuda

Suatu ketika pada suatu desa ada pemuda yang selalu dilanda masalah sehingga ia bingung ‘kenapa aku selalu dilanda masalah’, apa salah aku, hidup ini tidak adil, mengapa aku yang dilanda terus menerus………!!!

Wajah yang murung tampa ada senyuman, tidak ada lagi semangat untuk hidup membuat pemuda ini tidak gairah seakan-akan hidup tidak berarti lagi. Sampa pada saat ia pergi kehutan dan ia tersesat, ia bingung mau kemana tapa ia sadari ia sampai pada sebuah gubuk kumuh. Disana ia meliah seorang kakek yang sudah tua renta, lalu ia bertanya ”kakek kenapa ada disini dan sedang melakukan apa?” anak muda disini rumah kakek dan kakek sekarang sedang menyiapkan makan malam, terus kamu ngapain disini? Tanya balik si kakek. Kakek aku nyasar kek, aku tidak tahu jalan pulang. Anak muda kenapa wajah kamu kelihatan sangat murung ada masah apa? Mungkin kakek bisa membantu kamu, kakek aku binggung kenapa aku selalu dilanda masah yang sangat berat! Aku merasa sudah muak dengan kehidupan ini kek. O....jadi begitu anak muda, ya sudah.

 Sekarang ambilkan kakek air segelas dan segegam garam. Setelah anak muda itu menganbil air dan garam kakek itu menyuruh anak muda itu untuk memasukan garam kedalam air dan minumlah kata kakek, bagai mana rasanya? Pait kek. Sekarang masukan juga segegam garam itu kedalan telaga, coba rasakan bagaimana rasanya? Tawar kek jawab anak muda itu dengan lugunya. anak muda begitu juga masalah besar atau kecilnya masalah tergantung bagai mana kau menyikapinya, seperti telaga yang penuh air bisa menetralisir asinnya garam, begitu juga bila kamu melapangkan dadamu maka masalah yang kamu agap besar ternyata bisa kamu lewati dengan mudah. Tapi bila kamu mempunyai pandangan sempit maka semua masalah kamu angap besar yang sangat membebani kamu seperti gelas itu. Jadi lapangkanlah dadamu setiap kamu mengadapi masalah, pasti akan bisa kamu selesaikan, sekaran pulanglah ikuti jalan ini pasti kamu akan sampai rumah.
 Akhirnya anak muda itu sadar dan tercerahkan dan pulang dengan senyuman dari saat itu ia selalu bisa mengadapi masalahnya dan hidup penuh kebahagiaan.
2. Batu penghalang

Sutu ketika ditengah perjalanan seorang sudagar kaya ia berhenti sejenak ketika melihat batu yang menghalanginya. Lalu ia berkata “dasar kenapa tidak ada yang peduli dengan batu ini”. Seteh mengatakan kata-kata kasar ia pergi dan batu itu pun tidak disingkirkan dari jalan.

Selang berapa waktu lewatlah prajurit dengan gagah perkasa dan membusungkan dadanya sebagai tanda keberaniannya, tampa ia sadari ia menendang batu yang terletak ditengah jalan itu. “dasar sipa yang berani menaruh batu ini, apa dia tidak tahu kalau aku kesatria yang gagah perkasa, kalau aku tahu akan aku bunuh dengan pedang ku ini” selesai itu ia pergi dan batu itu pun tidak disingkirkan juga.

Hari sudah hmpir gelap, lewatlah seorang pemuda dan ia melihat batu itu berada ditengah jalan. Ia berpikir seandainya ia tidak membuang batu ini maka akan ada orang yang tergelincir bila tersandung olehnya. Maka dengan susah paya batu itu bisa disingkirkan dari tengah jalan itu, dan ternyata dibawah batu itu tersimpan emas dan sepucuk surat dari Sang Raja, untuk mu rakyat ku yang peduli pada masalah orang banyak. akirnya ia sadah bila kita bisa menyinkirkan masalah sekecil apaun dan tidak lari darinya maka keberasilan akan kita dapatka. Dengan memahami hal itu pemuda tersebut sangat menghargai apa yang ia miliki dan mengunakannya dengan sebaik-baik mungkin, sehingga ia menjadi orang kaya raya.

Amanat dalam cerita “Jadi jangan pernah lari dari masalah yang kita hadapi tapi selesaikanlah masalah itu jika kita ingin sukses dalan hidup ini”.


3. Pohon apel dan  sahatnya

Suatu ketika bersahatlah pohon apel dengan anak kecil, setiap saat mereka selalu bermain bersama, lama-kelamaan anak ini bosen dan mau punya permainan yang baru, lalu ia meminta uang untuk membeli mainan pada pohon. Pohon menjawab “aku tidak punya apa-apa untuk membelikan kamu mainan, tapi kamu boleh ambil buah aku untuk kamu jual dan belilah mainan yang kamu inginkan. Lalu anak kecil tadi memanjat dan mengambil buah apel tesebu. Seteh selesai anak kecil itu pergi dengan membawa buah apel yang ia petik tadi.

Pohon ini kesepian dan ia bertanya kemana sahabatku, kok dia gak pernah kesini lagi. Waktu terus berlalu dan sahabatnyapun datang dengan wajah yang murung, si pohon menyapa ada apa sahabatku? Aku bosen dengan mainan mainanku dan sekarang aku sudah dewasa, akum mau punya rumah dan menikah tapi aku gak ada uang maukah kamu membantu aku? Sahabatku aku tidak punya uang juga tapi kalau kamu mau abillah rantingku untuk kamu jadikan rumah dan biaya kamu untuk menikah. Baik sahabatku, setelah menganbil ranting lalu ia pegi untuk membuat rumah.

Pohon inipun sedih lagi kenapa sahabatku tidak pernah datang lagi untuk menemuiku lagi apa ia sudah lupa padaku. Waktu terus berlalu tapi sang pohon terus menunggu sahabatnya untuk bersama-sama dan bermain seperti yang dulu. Ketika sahabatnya datang lalu ia dengan tersenyum dan mengatakan ‘mari kesi sahabatku ayo kita bermain’ “tidak aku sudah besar aku tidak mau bermain lagi” sahabatku aku bingung aku sudah punya rumah dan istri tapi aku bosen aku mau pergi berlaya tapi aku tidak punya perahu, bagaimana sahabatku?” kesnilah sahabatku ambillah batangku untuk kamu jadikan perahu dan belayarlah kemana kamu mau. Tidak lama kemidian batang pohon itupun ditebang umtuk dijadikan perahu dan ia pun pergi.

Pohon ini tetap menunggu sahabatnya untuk balik dan menemaninya. Setelah waktu yang sangat lama sahabatnyapun datang, namun pohon sedih karena ia tidak bisa memberikan apa-apa lagi. Sahabatnya menjawab aku tidak butuh apa-apa lagi aku sudah tua, aku Cuma mencari tempat istiraha. Sahabatku akar-akar ku inilah tampat yang nyaman untuk istirahat dan sahabat ini tidur dengan lelapnya.

Amanat dalam cerita bahwa, tampa kita sadari sebagai seorang anak kepada orang tua hanya bisa meminta-minta dan datang saat kita membutuhkannya saja.


4. Anak yang lugu
(Pentingnya keterbukaan dan saling percaya)

Suatu ketika seorang tentara yang ditugaskan untuk pergi kemedan perang, maka ia mau tidak mau meninggalkan istrinya yang sedan hamil. Si istri menunggu dan menunggu pulangnya sang suami, namun sang suami tidak pulang juga sampai akhirnya ia melairkan, dua tahun berlalu dan sang anak ini selalu menanyakan tentang ayah saya mana bu. Itu ayahmu yang sedang duduk kata ibunya sanbil menunjuk pada bayangannya. Oh itu bapakku kata anak ini sambil tersenyum lugu.

Suatu ketika terdengar kabar bahwa tentara-tentara yang ditugaskan untuk pergi berperang akan datang minggu depan dan salah satu dari tentara itu adalah suaminya. Tiap hari si istri berdoa agar suaminya cepat datang karena ia sangat merindukan suaminya.

Hari terus berlalu dan tibalah saat sang suami datang, sedangkan si istri menyiapkan segala sesuatu untuk menyambut sang suami tercinta. Ketika suami datang ia heran ini siapa? Pak itu anak kita, dengan bahagia ia memeluk anaknya namun si anak mengatakan kamu bukan ayahku tapi kamu oarang lain. Hari-hari telah berlalu dan suatu ketika tentara ini berbincang-bicang dengan anaknya. Nak ni papa....! bukan...kamu bukan papaku, papaku selalu datang dimalam hari dan menemuiku bersama ibu. Tentara ini pun marah ia mengira si istrinya selingkuh dengan laki-laki laik, sehingga si istri dari saat itu tidak pernah diiraukan karena sakit hati sang istri akhirnya bvunuh diri. Lalu mau tidak mau tentara ini menemani anaknya setiap saat. Anak ini menayakan mana ibuku. Sang ayah diam, ketika malam datang sang ayah menemui anaknya dan anaknya bekata om...am itu papaku dibelakan om. Lalu ia baru sadar istriku tidak selingkuh yang dibilang papanya atau orang yang aku kira teman selingkuhannya adalah bayangan istriku. Itu pasti dia lakukan agar anak ku tidak bertanya-tanya tentang kau. Aku bersalah mengapa aku tidak tebuka dan jujur dengan istriku kalau tidak ia tidak akan bunuh diri.

Amanat dalam cerita bahwa, kejujuran dan keterbukaan sangat dibutuhkan untuk menjalin hubungan yang armonis.

5. Lilin kecil penerang gelap

Rumah yang terpencil hiduplah sekeluarga yang kurang akur, tiap hari bertengkar dan mersa paling benar dan tidak ada yang mau mengalah. Sampa pada sutu saat mereka pergi kewiara dan melihat lilin kecil yang menerangi bakti sala. Dalam hati timbul pertanyaan mengapa lilin-lilin kecil itu bisa menerangi ruangan sebesar ini? Sampai rumah sang kakak bertanya paa adiknya, “dek kenapa lilin tadi bisa menerangi ruangan yang sebesar itu?”  adeknya menjawa “dasar goblok namanya juka api pasti terang”. Akhirnya sang kakak tidak menerima perkataan si adi lalu mereka bertengkar.

Sutu hari mereka datang lagi kevihara dan terpukau lagi indah sungguh indah lilin-lilin ini. Lalu mereka membranikan diri untuk bertanya kepada Romo di vihara itu, mo kenapa lilin-lilin ini indah dan dapat menerangi ruangan yang sebesar ini? Anak-anak ku lilin-lilin kecil ini bisa meneranggi ruangan ini karena mereka bersatu, walaupun kecil tapi bila bersatu akan menjadi indah dan terang. Maka nyalakan api penerang dalam hatimu dan saling berbagilah dengan saudaramu maka kalian akan indah seperti lilin-lilin kecil ini.
Dari saat itu kelurga yang selalu bertengkar mulai akur dan saling menyayangi dan menghargai sehingga mereka kelihatan indah seperti lilin-lilin kecil yang mengiasi viara.

Amanat dalam cerita, kita sering bermasalah dan bertengkar karena didam batin kita tertutup oleh keserakahan, kebencian dan rasa irihati maka terangilah hati kita dengan lilin-lilin penerang (dhamma)


6. Bersyukur

Suatu hari sang raja pergi berburu dengan penasehatnya. Ditengah utan saat raja mengejar buruaannya sang raja jatuh sehingga telunjuknya terpotong oleh belatinya sendiri. Penasehat coba menggibur namun sang raja tetap saja sedih, karena spenasehat ini kehabisan kata-kata ia lalu mengatakan segala yang terjadi patut untuk disyukuri. Lalu sang raja marah dan diperintahkan pengawalnya untuk mempejarakan penasehatnya itu.

Enam bulan kemudian setelah telunjuk sang raja sembuh ia pergi berburu lagi dengan penasehatnya yang baru, karena saking semangat mengejar buruannya sang raja tersesat dengan penasehatnya yang baru. Didalam hutan sang raja dan penasehat tertangkap sekelompok suku yang masih premitif. Penasehat dan raja ini ternyata akan dipersembahkan dalam ritua. Seteh dimandikan ternyata telunjuk raja itu tidak ada sehingga ia ditendang karena diangap dia tidak pantas untuk dipersembahan itu (dinilai cacat).

Susah payah akirnya sang raja bisa pulang ke istananya dan ia teringat dengan kata-kata dari penasehatnya yang dulu. Seketika itu penasehatnya disuruh untuk dilepaskan. Setelah selesai menceritakan apa yang terjadi penasehat itu malah mengatakan terimakasih dan syukur karena saya telah dipenjarakan. Lalu sang raja bertanya kenapa kamu bicara demikian? Soalnya kalau saya tidak dipenjara maka saya yang jadi korban dari suku premitif itu.
Amanat dalam cerita, apapun yang telah terjadi jangan kita sesali, tapi marilah kita menjadi yang lebih baik untuk mendapatkan asil yang lebih baik pula. Kita janga takut pada akibat yang menimpa kita tapi takutlah saat kita mau melakukan sebab yang tidak baik.


7. Bunga Teratai
(Seorang yang tak punya ingi merunah nasib)

Sutu tempa tumbuh bunga dari lumpur yang menjijikan dan tidak ada seorangpun yang mau rerla terkena kotoran lumpur tersebut, tapi ketika sang bunga mekar semua orang mendekat.

Lumpur yang membuat orang jijik ternyata bisa menumbuhkan bunga yang indah, seperti terati yang selalu menebarkan aromanya. Tapi tumbuh dari suatu yang tidak disenangi banyak orang memang susah tapi tetap bisa asalkan usaha seperti bunga teratai.

Hinaan dan celaan jangan dijadikkan hambatan untuk mencapai tujuan tapi jadikan semua itu batu loncatan dan motipasi untuk mencapai apa yang kita inginkan. Hidup membutuhkan perjuangan dari yang kurang baik menjadi baik dan terus berusaha dan semangat pasti bisa untuk menggapai cita-cita.

Saat gagal ia teringat bunga teratai tak semuanya bisa mekar tapi pasti suatu saat teratai ini akan mengasilkan bunga yang undah. Hal ini yang selalu diingat sehingga tidak ada kata putus hasa sampa saatnya ia mengapai cita-cita dan menjadi oarang sukses.

Amanat dalam cerita, dengan ussaha dan tekat yang tak tergoyahkan pasti bisa keluar dari penderitaan. Kita jangan lupa terhadap penderitaan karena hal itu yang membuat kita bisa jadi dewasa. Seperti teratai tidak meningalkan lupur walau kotor tetap ada gunanya. Dan ketika kita berasi banyak yang ingin dekat dengan kita tapi kita jangan menyimpan dendam.


8. Belajar Melepas

Suatu ketika seorang anak yang pergi bermain kepasar, ditengah keramean ia melihat seorang kakek tua yang sedang sedih. Kek kenapa kakek sedih tanya anak itu. Kakek sedih karena uang kakek untuk ongkos pulang hilang, kakek jadi bingung pulangnya pakai apa? Seandanya kakek pulang jalan kakil, kakek tidak kuat tapi jika pulang naik angkot kakek bayar pakai apa? Mendengar cerita kakek tersebut anak ini menjadi kasian. Lalu ia berpikir seandanya uang ini aku berikan maka kakek ini bisa pulang tapi aku gak jadi beli baju baru. Aku arus bagai mana? Beri....gak..?. didalam batin anak ani terjadi perang antara memberi dan tidak. Setelah berpikir dengan cermat anak ini akhirnya memberikan uangnya kepada kakek tersebut dengan hati yang hiklas, makasih ya nak ucap si kakek.

Berapa saat anak itupun pulang, nak mana baju yang pengen kamu beli kok dari pasar gak bawa apa-apa? Ibu aku gak jadi beli baju soalnya uang yang ibu beri aku gunakan untuk menolong seorang kakek yang kehilangan uangnya dipasar. Bu aku kasiha kakek itu gak ada uang untuk ongkos pulang, ibu gak marahkan uangnya aku gunakan untuk menolong orang. Anak ku perbuatan mu sungguh mulia mengapa ibu marah, malah sebaliknya ibu bangga punya anak seperti kamu yang medahulukan orang yang membutuhkan pertolongan. Karena kamu sudah melakukan kebajikan maka ibu berikan adiah yaitu dua kali lipat uang yang kamu berikan pada si kakek itu. Bener bu....!!! makasih ya.

Anak ini suguh berhati mulia walau ia punya banyak uang ia tidak mau berpoya-poya malah sebagian ia sumbangkan ke vihara dan sebagian ditabungkan.
Selain gemar menabung juga ia baik hati, serta mau berkorban demi orang lain walaupun ia tidak mengenalinya. Suatu ketika kakek ini menjumpai anak ini dan kakek itu berkata ‘kamu yang menolong kakek waktu dipasar’, anak ini bingung, ‘kapan ya kek’. ‘Itu lo waktu kakek kehilangan uang dan kakek gak ada ongkos untuk pulang’. ‘Oh...ya kek saya baru ingat’ karena kamu pernah menolong kakek maka kakek memberikan kamu adiah yaitu baju baru. Gak usah kek’, ‘sudahlah terima saja’ makasih kek. Lalu anak ini pulang dengan gembira.

Amanat dalam cerita, kita jangan menjadi orang jangan mememtingkan diri sendiri.

9. Rusa Pemurah Hati

Sutu hutan rimba hiduplah segerombilan rusa yang tenram dan bahagia, sampai pada suatu hari datanglah pemburu yang mengusik kehidupan mereka. Rusa-rusa ini menjadi ketakutan dan berlari, karena mereka takut terkena anak manah dari sang pemburu. Mereka berlari sekuat mungin untuk jauh dari tempat tersut dengan tujuan supaya sang pemburu tidak menemukan mereka.

            Senja telah tiba rusa-rusa ini mulai mencari tempat untuk beristiraha, tampa mereka sadari sang pemburu sedang mengintai mereka dari semak-semak. Tampa membuang weaktu sang pemburu melepaskan anak panahnya, dengan cepat melesat anak panah itu menenai rusa jantan.”aduh sakit....kawan-kawanm lari, pemburu itu ada disini. Rusa-rusapun berlari karena ketakutan. Karena tidak ingin buruannya hilang sang pemburu mengejar rusa-rusa itu. “mau kemana kalian, aku pasti akan mendapatkan mu sebagai santapan malam ku”. Sang pemburu terus mengejar didalam gelapnya malam tampa ia sadari ia masuk kedalam jurang yang ada didalam hutan itu.

            Si rusa merasa kasihan kepada pemburu itu, sehingga si rusa turun kedalam jurang untuk menolong sang pemburu itu. Sampai didasar jurang rusa itu melihat sang pemburu dalam keadaan pingsan, lalu pemburu itu ditolong naik keatas jurang. Setelah sadar sang pemburu melihat sang rusa ia mesa aneh dan berkata mengapa kamu mau menolongku padaha aku mau membunuh mu. Si rusa menjawab semua mahluk ingin bahagia dan aku menolong mu karena kamu memang membutuhkan. Rusa kau sunguh baik hati padaku karena mu aku masih hidup, terimakasih rusa yang baik. Dari situlah sang pemburu berhenti untuk membunuh karena ia yakin binatang sekalipun ingin bahagia apa lagi manusia. Karena mengerti hal ini maka orang ini rajin melakukan kebajikan dan selalu menolong setiap mahluk yang membutuhkanya.

Amanat dalam cerita, kebencian tidak akan berakhir bila dibalas dengan kebencian jusru akan berhakir bila dibalas dengan cinta kasih (metta).

10. Anak yang Berbakti
Desa yang indah hidup keluarga yang bahagia, karena mereka mempunyai anak yang baik hati dan penurut. Namun karena mereka kekurangan materi sehingga anak ini walau masih kecil dia harus berkerja untuk biaya sekolahnya. Melihat hal ini orang tuanya merasa sedih karena tidak dapat memberikan hal yang terbaik untuk anaknya.
Pagi telah datang, ”waktunya sekolah”. Sampai disekolah ia diejek oleh temanya karena selain sekolah ia sambil menjual keripik dan hasilnya digunakan membayar SPP, tapi ia tidak mengiraukan kata temanya itu.
Sampai dirumah ia melihat wajah ibunya yang murung lalu ia bertanya ”ibu kenapa”, ”ibu sedih karena tidak bisa memberimu yang terbaik seperti orang tua lainnya”, ’jangan sedih bu aku bahagia mempunyai orang tua seperti kalian walau dalam mareri kurang namun kasih sayang yang kalian berikan sangat besar’ sudah bu aku berangkat keproyek dulu ya bu. Walaupun ia masih keci ia terus berusaha agar disuatu saat ia bisa menjadi orang yang punya dan dapat membahagiakan oranng tuanya.
Hari terus berlalu anak ini mulai tumbuh dan ia menjadi seorang sarjana dengan nilai terbaik, namun ia tidak sombong dan masih menurut pada orang tuanya. Ia tidak pernah putus asa untuk berusaha dan berjuang dan hakirnya ia menjadi orang yang berhasil ini semua karena ketekunan dan kesungguhan dari dia dalam menjalani hidup, walau susah ia tidak mau menyerah dan putus hasa.
Amanat dalam cerita, jangan selalu menuntut orang tua karena pasti orang tua memberikan yang terbaik bagi anaknya, seta jangan putus hasa asalkan kita mau berusaha dan yakin maka kita bisa mencapai apa yangkita inginkan.


11. Kambing dan Harimau

Suatu ketika segerombolan Kambing lewat di sebuah hutan, disana ia melihat sekor Harimau  yang sedang melahirkan, setelah melahirkan harimau ini meninggal. Induk kambing ini kasihan pada anak dari harimau tersebut, sehingga dibawalah anak harimau itu.

            Seiring waktu berjalan harimau itu tumbuh bersama segerombolan kambing dan ia pun mengaluarkan suara seperti kambing. Dia tidak mengerti sipa dirinya sehingga cara makan dan tingkah lakunya seperti kambing.

            Suatu ketika segerombolan kambing ini pergi kehutan untuk mencari rumput. Sampai disana mereka dihadang seekor harimau jantan, dengan raungan yang ganas badan yang kokoh ia ingin menerkam kambing-kambing itu, tapi ia heran mengapa ada harimau kecil bersama mereka dan anehnya lagi dia juga ikut lari terbirit-birit. Sang harimau melupakan tentang kambing-kambing itu dan mengejar harimau kecil itu. Tak lama harimau kecil itu ditangkap dan sang harimau bertanya kenapa kamu juga ikut lari kita ini sama. ’Tidak kita beda’, coba kamu lihat bentuk kita samakan. Oh ya kamu dengan aku mirip tapi suara kita beda kenapa? Itu karena kamu tidak mengerti siapa kamu sesungguhnya. Dari situ anak harimau belajar seperti layaknya harima dan ia tumbuh perkasa menjadi harimau sesungguhnya.

            Untuk menemukan jati diri yang sesungguhnya tidaklah muda tapi melalui proses dan usaha baru kita bisa. Dengan menyadari hal demikian maka kita akan menjadi perkasa dan kuat itu disebabkan sekil dan kemampuan yang kita miliki kita latih semaksimal munkin.

Amanat dalam cerita, kitan sering tidak mengetahui sipa diri kita sendiri dan potensi apa yang kita miliki sehingga kita sering bingung kedepanya mau jadi apa, tapi jika kita sudah mengerti sipa dirikita maka kita akan merasil dalam hidup ini karena kita akan memaksimalkan potensi yang kita miliki.


12. Ombak Kecil dan Ombak Besar

Laut yang indah dengan gelombang ombak yang berbeda, ombak yang besar dengan cepat dan perkasa lebih cepat mencapai seberang namun ombak kecil yang berusaha mengejar ketinggalan dan napasnya yang terputus-putus. ’Ombak besar tunggu aku’, ’ada apa’? ’ombak kenapa kamu lebih besar sedangkan aku kerdil, lemah dan gerkan aku lamban’ kamu salah kita ini sama itu Cuma perasaan kamu aja, sesungguhnya kita sama yaitu sama-sama air. Kamu bisa menjadi perkasa besar dan kuat seperti aku dan bakan kamu bisa mencapai pantai seberang lebih dulu.

            Ombak kecil merenung dan ia sadar bahwa pada dasarnya ia sama dengan ombak besar yaitu sama-sama air, dari situ ia tidak minder dan berusaha dan berlatih untuk menjadi besar, gagah perkasa dan kuat.

            Berlatih dan terus berlatih, dengan kesungguhan hakirnya dengan cepat ia bisa menjadi besar, gagah perkasa dan kuat, sehingga ia mencapai pantai dengan cepat dan nudahnya.

Amanat dalam cerita, semua orang pada dasarnya sama jadi tidak ada alasan untuk minder dengan yang lain. Semua orang bisa sukses dan behasil tergantung dari diri sendiri mau gak berusaha dan mencapi pembebasa (nibbana) bukan orang-orang tertentu tapi semua orang bisa karena semua orang mempunyai sifat keBuddhaan.

13. Gadis Cantik tapi Pelit

Desa yang indah hidup gadis yang rupawan banyak sekali orang yang menaruh hati padanya, namun ia sombong dan angkuh. Pada suatu ketika rombongan bhikkhu yang perpinda patta dihina, jangankan mengasih jubah, obat-obatan dan makana malah hinaan dan celaan yang dikeluarkan oleh wanita ini.

Waktu terus berlalu dan hal yang sama dilakukan kepada setiap para Bhikkhu datang pindah patta. Pada akhirnya gadis cantik ini mengalami penykit dan meninggal dunia. Gadis ini terlahir dialam peta dengan wajah yang cantik namun tampa busana itu disebabkan karena tidak pernah menyumbang jubah atau pakean terutama.

Suatu ketika gadis ini menampakan dirinya pada seorang pemuda dan menceritakan kenapa ia bisa seperti itu. Lalu pemuda itu bertanya bagai mana aku bisa menolong mu? Kamu bisa menolongku dengan memberi tahu keluargaku untuk menyumbangkan sebagian arta yang aku tinggalkan. Hata itu digunakan untuk menbeli jubah dan pakeian, lalu sumbangkanlah kepada bhikkhu yang membutuhkan dan orang-orang yang membutuhkan, tentu itu semua dilakukan atas nama saya.

Setelah mendengarkan penjelasan itu, pemuda itu langsung keruma gadis itu dan memberi tahu tentang apa yang disuh oleh gadis itu, setelah semua itu dilakukan maka gadis itu muncul dengan busana yang sang bagus dan hakirnya terlahir dialam lebih baik.

Amanat dalan cerita, sesuai dengan benih yang ditabur itulah yang dituai.

           
14. Ular Masuk Jurang

Sebuah kisah ular yang selalu berantem dengan ekornya karena ekor tidak pernah ada didepan untuk memimpin dari jalannya ular. Pada sutu ketika karena kepala tidak mau bertengkar dikasihlah ekor didepan.

Ekor yang memimpin jalannya ular, denan banganya melaju terus maju kedepan, walau tidak tahu jalan yang penting maju katanya. Swampa pada sutu ketika ular ini jatuh dan mati karena kebodohan dari ular tersebut.

Ini mencermikan keegoisan dan ketidak tahuan menjadi malapetaka bagi kita sendiri. Seperti layaknya sekor ular yang tidak mempunyai mata untuk melihat namun dengan sombong merasa sok bisa dan hakirnya celaka sendiri.

Amanat dalam cerita, terlalu ambisi dan tidak mengukur kemampuan didiri sendiri dan tidak mengiraukan orang lain akan mengakibatkan celaka bagi dirinya dan penbebasan (nibbana) tidak akan bisa kita capai selama kita masi diliputi dosa, lobo dan moha.

15. Menghagai

Suatu kisah gadis miskin yang bermimpi menjadi kaya namun setelah punya barang, ia mudah sekali merasa bosen dengan apa yang ia miliki. Walapun ia tidak punya apa-apa tapi ia berusaha untuk dapat apa yang diinginkan, tapi dia selalu bosen....sedikit....dikit bosen.

Ia bertanya pada dirinya bagai mana saya bisa kaya kalau saya mudah sekali bosen. Sampai pada suatu saat ia pergi kekota. Disana ia sadar bahwa apa yang diinginkan tidak semudah ia dapatkan waktu didesang, terkadang ia makan kadang tidak. Ia sangat mederita tapi ia tetap bertahan untuk mendapat apa yang dia inginkan. Dari saat itu ia mulai menjaga apa yang dia punya dan mengunakannya dengan hati-hati supaya tidak rusak.
Menjaga apa yang aku miliki bukan berarti melekat, tapi mengingat susah mendapatkannya membuat nilai barang ini semakia berharga, dengan menyadari ini maka ia selalu ingat aku susah untuk mendapatkan barang ini maka aku haru menjaganya. Hal ini yang selalu dilakukan ketika kebosanan datang menghantui fikiran gadis ini. Sehinnga pada hakirnya ia bisa menjadi berhasil karena ia bisa menghargai apa yang ia meliki, bukan hanya barabg-barabgnya tapi juga orang dan semua yang ada pada sekitarnya dihargai dan dirawat olehnya.

Amanat dalam cerita ini, apapun yang disekitar kita, kita harus bisa menghargainya dan bila kita bosen kita harus ingat betapa susah payahnya baru kita memperolehnya.

Baca Juga: Lomba Sekolah Minggu 
Baca Juga : Sejarah Vihara Buddha Dhamma Dharo

Hubungi Kami

0852-1111-6534

Call/Message/WhatsApp

  • Layanan ManggalaPernikahan, Pindah Rumah, Peresmian Toko, Kelahiran, Menjenguk Orang Sakit, Pelayanan Lapas, Anjangsana
  • Layanan AvamanggalaPelayanan Duka
Copyright © 2017 VIHARA BUDDHA DHAMMA DHARO